Tanggal 12 Desember 2006 lalu, kita semua dikejutkan
dengan berita kematian penyanyi muda Alda Risma, yang belakangan
diketahui tewas gara-gara overdosis obat-obatan kosmetika untuk kecantikan.
Nggak lama berselang, bintang majalah Playboy, Anna Nicole Smith,
8 Februari 2007 ditemukan tewas karena terlalu banyak mengkonsumsi obat
pelangsing. Dua-duanya sama-sama artis yang terhitung masih muda, tapi
sayangnya maut kadung menjemput mereka cuman gara-gara pengin meraih
penampilan fisik yang sempurna.
Nggak cuma di Indonesia, di mana-mana remaja cewek
begitu peduli dengan penampilan fisiknya. Celakanya, banyak di antara remaja
perempuan yang merasa punya tubuh jelek. Penelitian di AS seperti ditulis
majalah Parents edisi Juni 2000 menyebutkan jumlah remaja putri yang merasa
seperti itu (berbadan tak bagus) mencapai 80%. Mereka begitu terobsesi untuk
lebih menguruskan badannya. Sementara untuk remaja pria citra yang telanjur
terbentuk adalah fisik yang gagah dan daya tahan lebih penting dari
intelegensia, rasa kasih, dan kematangan emosi.
Budaya populer yang diwakili oleh artis penyanyi,
model atau bintang-bintang film atau iklan sudah sedemikian mempengaruhi citra
mereka terhadap bentuk tubuh ideal. Apalagi belakangan, berbagai macam iklan
dan advertorial mengenai treatment buat memperindah tubuh dan wajah juga
semakin menjamur. Untuk menguruskan badan saja, selain obat-obat pelangsing dan
alat-alat pelangsing tubuh, ada juga lipotomi dan liposuction yang
belakangan digandrungi kaum perempuan. Belum lagi obat-obatan kosmetika lainnya
untuk mengencangkan kulit wajah, menghilangkan kerut dan lain sebagainya.
Gara-gara
nggak PD
Salah satu hal yang menyebabkan kita melakukan permak
tubuh ini adalah adanya body image yang negatif. Body image
adalah pandangan kita terhadap tubuh dan penampilan diri. Hubungan body
image sama rasa percaya diri (PD) itu erat banget. Kalau kita sebal en
enggak puas sama tubuh kita (body image negatif), yang namanya PD bakal
jeblok. Sebaliknya, PD bakalan naik jika kita nyaman dengan tubuh kita (body
image positif). PD enggaknya seseorang sudah terlihat sejak kita masih
kanak-kanak. Sebuah penelitian di Pennsylvannia State University
terhadap 197 anak cewek berusia lima tahun dan ortunya menunjukkan, mereka yang
gemuk akan cenderung kurang PD. Tingkat PD yang paling rendah ditunjukkan oleh
cewek gemuk yang ortunya membatasi makanannya.
Guys, actually tipe-tipe
badan yang sering terlihat di layar televisi itu tidak mewakili bermacam-macam
bentuk badan yang ada dalam kehidupan nyata. Kita kudu bisa kritis dengan apa
yang kita lihat di media. Nggak semuanya yang kita lihat di media itu so real. Yang jelas ada berbagai macam faktor yang
menentukan bentuk dan ukuran badan seseorang. Salah satunya faktor keturunan
dan bawaan yang memang berada di luar kemampuan kita untuk mengubahnya. Selain
itu, tentu saja gizi dan olahraga bisa memaksimalkan pemebentukan ke arah yang
baik. Pastinya tubuh manusia itu berubah
dari waktu ke waktu. Untuk remaja misalnya, adalah wajar kalau ada pertambahan
lemak sekitar 20 persen di tubuh mereka pada masa pubertas.
Realize
it!
Enggak ada yang salah ketika kita bermimpi punya tubuh
yang indah bak supermodel, atau pun wajah yang rupawan kayak bintang film.
Enggak ada pula yang melarang kita berusaha mencapai impian tersebut. Tapi satu
hal yang kudu diingat. Allah, tuh, sudah menciptakan kita so unique.
Allah sudah menciptakan kita sesuai dengan gambar dan rupaNya (Kejadian 1:26). It
means, kita ini diciptakan begitu so special and absoloutly perfect.
So, actually nggak ada alasan sebenarnya buat kita untuk nggak pede sama
body image kita.
Tapi bukan berarti kita nggak boleh merawat tubuh dan
wajah, lho… Yang namanya merawat tubuh dan wajah, itu tetap perlu. Gimanapun
juga kita tetap harus menjaga dan merawat tubuh sebagai ucapan syukur karena Ia
sudah menciptakan kita. Apalagi tubuh kita adalah bait Roh Kudus (1 Korintus
6;19) . Tapi nggak berarti juga kita lantas memperlakukannya secara berlebihan.
Whatever it is, segala sesuatu yang berlebihan itu nggak baik, bukan?
Apalagi kalau kita berusaha setengah mati, sampai nggak perduli berapapun uang
yang dikeluarkan, ataupun nggak perduli seberapa besar pun efek sampingnya.
Remember, guys!
Firman Tuhan sudah ngingetin, “…janganlah
merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:14b). Selama kita nggak
pernah puas dengan kondisi tubuh dan wajah kita sendiri, selamanya juga kita
akan terus diperbudak olehnya. So, jangan mau terjebak oleh tipuan Mang
Iib lewat kecantikan, ketampanan, juga kemolekan tubuh para bintang ataupun
model-model yang kita lihat di TV maupun media cetak, sehingga membuat kita
jadi sangat terobsesi untuk memiliki wajah dan tubuh seperti mereka.
Ingat yang Om Paulus bilang, “Segala sesuatu halal
bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku
tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.” (1 Korintus 6:12). Kita
boleh saja ngegym or ngelakuin perawatan tubuh supaya tetap
sehat. Tetapi jangan pernah menjadikan semuanya itu sebagai obsesi yang
berlebihan, sehingga kita diperbudak olehnya. Salah-salah, justru kita malah
bernasib sama dengan Alda dan Anna, yang harus menyerahkan nyawanya di tangan
obsesi kecantikan dan kemolekan tubuh.q(ika) (telah diterbitkan di Majalah & Renungan Harian Pemuda Remaja RAJAWALI, Edisi April 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar