Sandi lagi-lagi diam. Entah untuk keberapa ratus kalinya,
kata-kata yang sudah disusunnya sedemikian rupa itu akhirnya berhenti begitu
saja diujung lidah. Nggak ada lagi keberanian yang tersisa untuk mengatakannya.
Edo sudah hampir tiga tahun menjadi sahabat karibnya. Sudah sejak awal
persahabatan mereka, Sandi ingin bercerita tentang Yesus pada sahabatnya itu.
Ya... Edo memang belum mengenal Yesus. Sandi ingin Edo mengenal Kristus dan
menerima Dia sebagai Juru Selamatnya. Tapi Sandi selalu takut untuk bercerita.
Ia khawatir Edo tidak akan menerimanya. Sandi takut Edo akan menolaknya hingga
persahabatan mereka pun jadi terancam. Seribu ketakutan yang belum tentu akan
terjadi pun lagi-lagi mendera Sandi, hingga membuatnya urung bercerita tentang
Yesus pada Edo.
Apa yang dialami Sandi, mungkin juga sedang dialami sobat
muda saat ini. Bahkan mungkin Sandi masih lebih mendingan dibanding kita.
Setidaknya, Sandi sudah punya niat untuk bersaksi tentang Kristus kepada orang
lain. Sedangkan kita? Wah, boro-boro punya niat bersaksi, yang ada juga lebih
banyak ogahnya. Kebanyakan karena kita khawatir akan timbul masalah gara-gara
kesaksian kita. Tapi, apa benar begitu?
Bagaimana bisa bersaksi?
Sebagai anak muda yang sudah menerima Kristus sebagai
Juru Selamat kita, pastinya kita juga mau, dong, agar orang lain yang belum
kenal Kristus juga bisa mengenalNya, apalagi jika itu adalah orang-orang yang
kita kasihi. Ditambah lagi firman Allah pun juga dengan jelas mengutus kita, “Pergilah
ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” (Markus 16:15).
Sayangnya, untuk bersaksi kita sering terhalang oleh beragam kekhawatiran dan
ketidakpedean kita sendiri.
Sobat muda, yang namanya bersaksi itu bisa dilakukan
dengan dengan banyak cara. Bisa melalui pemberitaan Injil (khotbah), melalui
musik dan puji-pujian, melalui kesaksian pengalaman hidup kita bersama Yesus,
dan bahkan juga melalui sikap hidup kita.
Semuanya itu bisa digunakan sebagai sarana kita untuk memberitakan
tentang Kristus kepada orang lain. Jadi, sebenarnya nggak ada yang perlu
dikhawatirkan ketika kita mencoba belajar untuk bersaksi. Sebab ada banyak cara
untuk bersaksi yang bisa dipilih, sesuai dengan kemampuan dan talenta yang kita
miliki. Namun yang terutama yang harus kita miliki adalah kemauan yang kuat
untuk memberitakan Kristus.
Step by step
Bersaksi tentang Kristus memang bukanlah hal yang mudah,
tapi juga bukan hal yang susah. Saat kita menjaga hidup kita tetap bersih di
hadapan Allah dan manusia, secara otomatis orang lain akan melihat kesaksian
hidup kita. Bagaimana Allah telah berkarya, dalam segala tutur kata dan tingkah
laku kita yang bersih di hadapan Tuhan. Saat itulah kita juga sudah bersaksi
tentang Kristus bagi orang lain. Itu baru step
pertama.
The second step, berdoa dan bergumul
dihadapanNya, ketika kita ingin bersaksi. Lewat pergumulan dan doa kita inilah,
Allah akan menunjukkan cara yang tepat untuk mengabarkan InjilNya, sesuai
dengan talenta dan kemampuan yang kita miliki.
Step yang ketiga, jangan lupa
untuk berdoa memohon agar Allah juga memberikan keberanian serta kepercayaan
diri, sehingga kita nggak lagi ragu-ragu menyampaikan kabar keselamatan Allah.
Last but not least, sobat muda tetap harus
waspada dan hati-hati, jangan sampai ketika berhasil mengabarkan Injilnya, kita
lantas jadi sombong dan besar kepala. Ingatlah bahwa semuanya itu bukan karena
kemampuan kita, namun karena Allah yang sudah memampukan kita untuk dapat
bersaksi. Always remember tujuan
mula-mula kita dalam bersaksi, agar jangan sampai terjebak dalam upaya
memegahkan diri sendiri. Selamat bersaksi. Tuhan memberkati.(ika)