Bacaan : 2 Timotius 2:8-13
“Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya,
dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.”(Mazmur 100:5)
Mona dan Eli adalah dua sahabat karib yang tak terpisahkan. Meski Eli menderita cacat kaki sehingga harus dibantu kursi roda, semuanya itu tak menghalangi persahabatannya dengan Mona. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama. Bergantian mereka datang dan saling mengunjungi rumah masing-masing.
Suatu hari Mona berjanji untuk berkunjung ke rumah Eli. Lama ditunggu-tunggu, tapi Mona tak datang juga. Eli mulai merasakan ada sesuatu yang tak beres. Ia tahu persis, Mona bukanlah orang yang suka terlambat, apalagi sampai ingkar janji. Segera ia memanggil taksi dan pergi ke rumah Mona. Sesampainya di sana, ia melihat Mona tergeletak di taman belakang. Rupanya kaki Mona terkilir saat ia hendak mengambil bunga yang akan diberikannya pada Eli.
Seringkali hubungan kita dengan Allah tak sesetia persahabatan Eli dan Mona. Kerap kali yang setia hanya satu pihak, yaitu Allah semata, sementara kita lebih banyak tidak setianya. Belajar dari persahabatan Mona dan Eli, hari ini, marilah kita mulai belajar setia dengan Allah, sebagaimana Ia selalu setia pada kita.
Warning!
Barangkali, saat ini mungkin kita termasuk penganut paham ‘selingkuh itu indah’, sehingga kita kerap kali mengkhianati kesetiaan Allah dengan menggadaikan iman demi harta, jabatan, bahkan juga pasangan hidup. Ingatlah bahwa ‘perselingkuhan’ itu justru akan membawa kita kepada jurang maut. Sebab itu, janganlah menggadaikan kesetiaan Allah, karena ia selalu setia kepada kita. (ika)
(Telah dimuat di Renungan Harian Daily Warning!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar